HUMOR DALAM
PERKAWINAN JANGAN
JADI BUMERANG
Humor adalah penyegar perkawinan, tapi hati-hati dengan
humor anda bila tak mengenal medan maka humor bisa jadi bumerang
Fungsi Humor
Humor berasal
dari bahasa latin humor berarti “cairan”, dalam bahasa Inggris sendiri humor
berarti “cairan dalam tubuh makhluk hidup yang menentukan sifat dan kesehatan”.
Para psikolog-di awali oleh Freud-mengakui bahwa humor merupakan sifat bawaan
manusia. Jadi, setiap orang pada dasarnya suka tertawa.
Fungsi utama
humor adalah sebagai katup pelepas strees atau sesuai dengan arti dasarnya “cairan” humor bisa mencairkan suasana
yang kaku, dengan humor komukasi bisa menjadi lebih mudah (dr.Handojo Susanto, psikiater dan konsultan perkawinan) tetapi pembicaraan yang bisa dipastikan akan mendatangkan
suasana sulit,bisa cair berkat humor, contohnya, dompet anda sudah menipis, menegur
suami agar segera “menyuntikkan dana” memang mudah, tetapi bagaimana kalau mood-nya sedang tidak oke? bisa-bisa dikira menuduh
dia melalaikan kewajibannya, jalan yang tepat adalah dengan memakai humor, misalnya, dengan mengatakan, ”Mas, dapur kita sudah
tidak berasap”,
atau dengan lelucon gaya lain, misalnya,
ketika suami anda pulang, atur meja dengan manis meskipun hanya ada tahu
dan tempe,
lalu di atas piring-piring kosong beri tulisan di kertas, “ayam sedang
dalam perjalanan”, ikan sedang melenggang. Humor merupakan cara efektif untuk menyampaikan sesuatu hal yang sulit.
Tergantung
Individu
Setiap manusia menurut
Freud, memang mempunyai
keinginan untuk berhumor ria, tetapi sense of humour setiap orang berbeda, ada tipe manusia
yang di berkahi sense of humour tinggi,
ia bisa memandang dunianya dengan tawa, dan kreatif menggali humor dari sekelilingnya.
BAHAYANYA HUMOR
Melontarkan humor
memang harus memandang situasi, dalam melontarkan humor, kita harus memahami betul latar belakang pasangan kita
HUMOR YANG SEHAT
Maslow,
ahli psiko-analisa, mengatakan bahwa humor yang sehat adalah yang bersifat umum,
tidak menyangkut pribadi tertentu, yang aman adalah yang tidak menyangkut SARA, jadi jika pasangan kita Batak, kita tidak serta-merta
mengatakan,
“Dasar Batak”, bila ada orang batak
bertingkah laku aneh didepan mata kita.
Dianjurkan
agar kita tidak
membuat humor yang menyangkut keluarga pasangan kita, misalnya, mengatakan, “MAS, BUTO IJO KEMARIN TELPON”, Buto Ijo (Raksasa Ijo) di sini merupakan ejekan bagi mertua yang galak. Yang juga perlu di ingat adalah jangan melontarkan humor yang menjatuhkan
pasangan kita di depan orang lain, supaya aman lebih
baik mentertawakan hal-hal yang bersifat umum.
Yang penting di
ingat adalah humor bertujuan untuk menyegarkan suasana, jadi jangan
sampai malah menjadi bumerang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar